Rabu, 02 November 2011

Menduniakan Batik Sebagai Warisan Budaya Dunia

Menduniakan Batik Sebagai Warisan Budaya Dunia



 Batik kini menjadi unggulan dari sektor dan budaya Indonesia di dunia. Sehingga program menduniakan batik, telah menjadi misi dari bangsa ini untuk membawa nama Indonesia ke dalam kancah perdagangan dunia Internasional. Dan tidak bisa dipungkiri batik adalah salah satu karya besar bangsa Indonesia yang saat ini telah diakui oleh dunia dan bahkan organisasi dunia, UNESCO pun menasbihkan karya tersebut sebagai warisan dunia asal Indonesia.

Batik saat ini tidak hanya dilakukan pada kegiatan di kalangan Indonesia saja, namun masyarakat negara-negara tetangga pun telah mulai menggunakan bahkan memproduksinya. Bahkan pada pertemuan pemimpin negara di ASEAN pun selalu ada sesi para pemimpin negara yang memakai batik.

Sehingga pemerintah pun menganggap perlu menyelenggarakan even batik berskala besar, seperti menggelar kegiatan dalam bentuk konfrensi, yaitu World Batik Summit  yang mengusung tema Indonesia Global Home of Batik yang  berlangsung pada 28 September hingga 2 Oktober 2011 di Jakarta Convention Center (JCC).

Dalam Batik Summit 2011 diharapkan bisa membentuk forum bagi pengrajin dan industri batik di seluruh dunia. World Batik Conference ini dihadiri 1.000 delegasi asal dunia yang menjadi ajang promosi bagi produsen batik, praktisi, pengrajin dan industri berskala dunia.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kata sambutannya pada pembukaan WBC di JCC, Rabu (28/9), mengatakan penting bagi Indonesia untuk mengembangkan dan melestarikan batik, bukan hanya dalam konteks sebagai warisan budaya dunia. "Tetapi mari kita letakkan pula dalam dimensi yang lebih lengkap, meliputi aspek ekonomi, budaya, lingkungan, dan diplomasi," ucap Presiden SBY.

Konfrensi WBS tentunya diharapkan akan membawa hasil yang postif bagi perkembangan batik di Indonesia. Tidak hanya dari segi penjualan produk tetapi, Batik juga harus berakar keberadaannya dan regenerasi agar tetap menjadi warisan atau unggulan budaya yang mendunia untuk bangsa ini.

Profesor Wiendu Nuryanti dalam konfrensi persnya di JCC, Rabu (28/9) mengatakan bahwa WBC akan menghasilkan beberapa persoalan pokok untuk kepentingan Indonesia agar masyarakat dunia lebih mencintai batik.

Di mana dengan menduniakan batik, Indonesia  kedepannya akan menghadapi transformasi budaya antara Indonesia dengan bangsa-bangsa yang lain, sehingga pengembangan dan pelestarian akan nilai-nilai budaya Indonesia harus tetap di jaga keseimbangannya.

Wiendu dalam kesempatan itu juga memaparkan dalam konfrensi ini nantinya selain pengembangan batik yang mendunia, perlu juga dipikirkan bagimana produk batik menjadi produk yang ramah lingkungan di setiap produksinya. "Limbah batik diupayakan agar menjadi limbah yang aman'" ujarnya. Selain itu, untuk regenerasi budaya batik diperlukan sebuah kurikulum dalam pendidikan, dan ini diharapkan akan mampu menciptakan kecintaan pada batik untuk segela usia.

Hasil konfrensi menduniakan batik ini, tentulah tidak lepas dari peranan pemerintah Indonesia untuk mendukung dengan cara memberikan kebijakan-kebijakan yang "memihak" keberadaan batik sebagai warisan budaya dunia.  "Seperti kebijakan pemerintah untuk mewajibkan penggunaan batik juga menjadi kekuatan tersendiri untuk menduniakan batik," ucapnya lagi.

Ditambahkannya, World Batik Summit ini diharapkan dapat membangun antusiasime batik secara internasional dan mendukung praktisi dan penggemar batik di seluruh dunia. Sehingga dapat membangun ikatan yang kuat diantara negara-negara penghasil batik dengan penggemarnya. "Batik Indonesia menjadi batik yang ramah lingkungan," ujarnya mengakhiri. (ard)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar